E-money dan Perkembangannya di Indonesia

Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek kehidupan. Pemanfaatan teknologi dalam bisnis, dewasa ini semakin sering digunakan di dunia maya baik di internet ataupun World Wide Web (www). Pemanfaatan teknologi informasi dalam bisnis tidak hanya sebatas melakukan perdagangan melalui jaringan elektronik, karena itulah penggunaan e-money dalam perkembangan teknologi di dunia dapat memudahkan masyarakat dalam bertransaksi karena kepraktisan dan keamanan yang lebih baik daripada uang kertas biasa yang harus dibawa oleh konsumen.
Pada kesempatan kali ini, kami diberi tugas Softskill dalam mata kuliah "Inovasi Teknologi Sistem Informasi", kami Kelompok 7 pun mengambil judul "E-money, dan Perkembangannya di Indonesia.".  Apa itu E-money?

E-money atau electronic money adalah alat pembayaran yang akhir akhir ini sering digunakan untuk kemudahan pembayaran dan dalam segala bentuk transaksi. Secara luas pengertiannya yaitu alat pembayaran yang menggunakan media elektronik, yaitu jaringan komputer dan juga internet. Nilai uang dari nasabah tersimpan dalam media elektronik tertentu. E-Money sering pula disebut dengan Electronic Cash, Digital Money, Digital Cash, Electronic Currency ataupun Digital Currency. E-Money sangat aman untuk digunakan. Bahkan ilmu kriptografi menyatakan bahwa uang elektronik tersebut sangat sulit untuk diretas atau dibajak. Jadi Anda tidak perlu khawatir untuk menggunakannya. 

Bagaimana cara kerja e-money?

Penggunaan e-money ini tidak memerlukan adanya proses otorisasi seperti halnya pemakaian pin atau tanda tangan, karena e-money tidak berkaitan langsung dengan rekening nasabah yang ada di bank. Penggunaan dari e-money tidak membebankan pembayarannya pada rekening bank, seperti halnya kartu kredit atau kartu debit. Sebagaimana prepaid yang lain, Anda juga bisa melakukan top up untuk kartu Anda tersebut. nasabah yang memiliki E-Money dalam pecahan tertentu, misalkan Rp100 ribu (maksimal Rp1 juta) terlebih dahulu mendaftarkan E-Money pada counter penerbit uang elektronik untuk aktivasi. Selanjutnya nilai uang reload (diisi dan direkam) pada media elektronik misalkan kartu yang dikeluarkan oleh bank, handphone, atau kartu prabayar.
Gerai ritel (merchant) yang diberi otorisasi sebagai tempat belanja akan mendebet sejumlah nilai sesuai transaksi. Setiap terjadi mutasi transaksi, komputer merchant yang terhubung ke jaringan penerbit E-Money akan melakukan semacam perhitungan kliring. Sebagaimana kartu prabayar, pengguna juga dapat menambah atau mengisi ulang (top up) uang elektronik tersebut. Pemakaian e-money tak memerlukan proses otorisasi dan tidak terkait langsung dengan rekening nasabah di bank. Sehingga pembayaran yang dilakukan melalui e-money tidak dibebankan kepada rekening nasabah di bank.

Apa saja manfaat e-money?

Penggunaan e-money pun diklaim akan memberikan sejumlah manfaat dibandingkan dengan menggunakan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya. Penggunaan e-money dinilai lebih memberikan kenyamanan dibandingkan uang tunai, khususnya untuk transaksi-transaksi yang bernilai kecil. Beberapa fungsi atau kelebihan e-Money dibandingkan dengan uang fisik maupun alat pembayaran non tunai lainnya kepada para pengguna, antara lain:

  1. Penggunaan e-Money lebih nyaman, khususnya untuk transaksi-transaksi yang bernilai kecil, seperti nasabah tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk suatu transaksi,tidak perlu menyimpan uang kembalian dankesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi dapat dikurangi.
  2. Masyarakat dapat melakukan isi ulang ke dalam kartu e-money dari rumah melalui saluran telepon, sehingga mereka tidak perlu mengambil tambahan uang tunai melalui ATM.
  3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e-Money jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak memerlukan otorisasi on-line, tanda tangan, maupun PIN.
  4. E-money adalah multi-purposed prepaid card sehingga satu kartu e-Money dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk berbelanja di supermarket, department store, bioskop, SPBU, dan transportasi umum tertentu yang terdaftar dalam fitur e-Money terkait. Hal ini tentu sangat memudahkan pengguna dalam hal kenyamanan pengoperasian kartu karena tidak perlu membawa banyak kartu untuk bertransaksi pada berbagai keperluan belanja.
  5. Untuk memiliki e-money seseorang tidak perlu memiliki akun di bank, sehingga sangat memudahkan kepada mereka yang belum atau tidak memiliki akun di bank untuk memiliki kartu E-Money ini.
  6. E-Money juga mempunyai peranan/fungsi yang besar bagi pemerintah Indonesia yaitu dalam hal mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga secara makro dapat mengurangi tingkat inflasi Indonesia. Hal ini juga harmonis dengan kondisi masyarakat less cash society yang sedang dicanangkan oleh Bank Indonesia bersama Pemerintah.
  7. Resiko terjadinya tindak kejahatan juga akan semakin kecil karena jumlah uang tunai yang terbatas.
  8. Penggunaan e-money juga menghemat penggunaan uang kertas dan uang logam yang biaya pencetakannya cukup besar.
  9. E-Money membantu pemerintah mengurangi peredaran uang palsu.


     Setelah mengenal banyak tentang E-money dan manfaaatnya, mari kita mendalami perkembangan dari E-money
   
Sejarah E-money
Uang digital atau E-money merupakan bentuk lain dari mata uang yang kita kenal selama ini. Walaupun perbedaan antara E-money dengan uang konvensional sangat mencolok, tidak ada perbedaan nilai tukar antara E-money dengan uang konvensional. Yang membedakan e-money dengan uang konvensional adalah fleksibilitas dan aksesbilitas E-money yang tanpa batas. Hal ini disebabkan karena basis transaksi E-money menggunakan sistem yang terhubung secara online dan tanpa harus mempertemukan orang yang bertransaksi.
Perkembangan E-money sendiri dimulai sejak 1960. Saat itu perusahaan komputer raksasa IBM bekerjasama dengan American Airlines menciptakan suatu sistem yang disebut SABRE (Semi-Automatic Busines Research Environment) yang memungkinkan kantor-kantor American airlines untuk dipasangkan dengan terminal yang terhubung dengan jaringan telfon yang memungkinkan perusahaan mengecek secara langsung jadwal keberabgkatan, ketersediaan kursi, dan secara digital membuat pesanan yang kemudian bisa dibayarkan menggunakan sistem kredit. Tahun 1970an bank di amerika dan eropa telah menggunakan mainframe komputer untuk melacak transaksi antar cabang dan bank lain, sistem ini terbukti sukses melewati batasan internasional pertukaran kurs dibutuhkan.
Hingga pada 1983, sebuah research paper yang dibuat oleh David Chaum memperkenalkan ide “uang digital”. David Lee Chaum yang lahir pada tahun 1955 adalah seorang ilmuwan komputer dan kriptografer. Beliau banyak menciptakan protocol kriptografi dan menemukan Digicash, perusahaan uang digital. Digicash didirikan di Amsterdam untuk mengkomersialkan ide David, tetapi sayang perusahaanya bangkrut pada tahun 1998. Pada tahun 1999, David meninggalkan perusahaan.

David Lee Chaum

Pada tahun 1997, justru perusahaan Coca-Cola lah yang pertama kali menawarkan transaksi dari vending machine menggunakan mobile payments, setelah itu barulah perusahaan layanan e-money yang terkenal hingga saat ini PayPal muncul ke public. Dan pada tahun 2008 muncul kurs tersendiri dari uang digital yang dinamakan Bitcoin. Dari sinilah muncul istilah digital currency dan virtual currency.

Coca-Cola Company


Perkembangan E-money di Indonesia
E-money sekarang mulai berkembang di Indonesia, Tahun ketahun penguna E-money semakin meningkat. Menjadi populer juga banyaknya wirausaha online maupun Offline di indonesia dan transaksi yang sedang popular digunakan sekarang adalah e-money. Bahkan, fasilitas-fasilitas umum telah memperkenalkan e-money sebagai pembayaran tol, commuterline, transjakarta, parkir, dan masih banyak lagi.
Banyak bank atau perusahaan lainya yang menyediakan jasa e-money yang telah bersertifikan BI. Sejauh ini, e-money – uang non-tunai yang digunakan dalam transaksi – sudah digunakan sebagai alat pembayaran untuk transaksi yang bernilai kurang dari Rp 5 juta di Indonesia. Total nilai transaksi e-money di tahun 2013 mencapai Rp 6,7 miliar per hari atau Rp 2 triliun per tahun. Sementara total nilai transaksi di Indonesia adalah Rp 260 triliun per tahun.
Walaupun e-money sedang popular di Indonesia orang Indonesia masih enggan menggunakannya. Dari tren pertumbuhan tersebut, pengguna yang paling ber-antusias dalam menggunakan layanan e-money datang dari masyarakat pengguna ponsel yang jauh lebih berpotensi. Namun sayang, dari survey yang dilakukan oleh IndoTelko Forum terhadap sekitar 2.000 responden menemukan masih adanya sejumlah kendala yang harus diperbaiki sebelum layanan e-money dapat menjadi alat transasi keuangan yang dapat diandalkan.(Bhaskoro, 2014)
Salah satu penyebab enggannya orang Indonesia menggunakan e-money adalah keraguan saat menggunakannya.
Saat ini penggunaan uang elektronik terus meningkat. Sebagai contoh dapat dilihat dari penjualan e-toll card yang terus meningkat. Adityawarman ,Direktur Utama Jasa Marga, mengatakan bahwa penjualan e-toll tembus 100 juta lebih.

Penggunaan uang elektronik atau electronic money (e-money) diprediksi akan terus tumbuh secara signifikan. Meski demikian bertransaksi secara manual menggunakan uang tunai masih akan tetap dilakukan masyarakat. Eny Sri Hartati ,Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan penggunaan uang elektronik mempercepat transaksi dan proses perdagangan. Namun pengaruhnya signifikan atau tidak, belum dapat diketahui secara pasti.

Beberapa bank yang mengeluarkan produk e-money di antaranya PT Bank Central Asai Tbk dengan produknya, Flazz, PT Bank Mandiri Tbk melalui Indomaret Card, Gaz Card, dan e-Toll. Sementara itu, PT Bank Mega Tbk dengan Studio Pass Card dan Smart Card, serta PT Bank Negara Indonesia Tbk mengeluarkan Java Jazz Card dan Kartuku.

Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengeluarkan BRIZZI, BPD DKI Jakarta dengan produk Jak Card, PT Indosat Tbk mengeluarkan Dompetku, PT Skye Sab Indonesia dengan produk Skye Card, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengeluarkan Flexy Card serta i-Vas Card.
Selanjutnya, PT Telkomsel dengan produk T-Cash, PT XL Axiata Tbk mengeluarkan XL Tunai, PT Finnet Indonesia dengan produknya FinChannel dan BBM Money (produk uang elektronik kerjasama antara Produsen BlackBerry™ dengan Bank Permata).

Bank Indonesia mencatat nilai transaksi kartu prabayar atau electronic money (e-money) mencapai Rp 2,19 triliun hingga Februari 2013. Angka tersebut meningkat 97% (year-on-year) dibandingkan Februari 2012 yang tercatat sebesar Rp 1,11 triliun.

Berdasarkan data Bank Indonesia, volume transaksi penggunaan e-money juga tumbuh menjadi 9,62 juta transaksi. Volume ini naik 68% dari posisi Februari 2012 sebanyak 5,72 juta transaksi. Peningkatan ini sejalan dengan penambahan jumlah  kartu e-money setahun terakhir yang tumbuh 61% menjadi 23 juta kartu.

Namun, penggunaan uang elektronik belumlah maksimal seperti yang dikemukakan oleh Ketua ATSI Alex J Sinaga. Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah pengguna e-money di ponsel mencapai 12 juta pengguna. Namun, pengguna aktif e-money di ponsel hanya enam persen dari jumlah pengguna tersebut.

Untuk mengatasi meningkatkan pengguna pada ponsel maka Tiga operator seluler tanah air, yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata, berkolaborasi dengan inovasi layanan “e-Money Interoperability” atau pengiriman uang elektronik lintas operator yang diluncurkan di Gedung Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta.

Manfaat yang bisa dinikmati pengguna seluler dengan layanan pengiriman uang elektronik lintas operator itu antara lain pelanggan dapat dengan mudah dan leluasa melakukan transaksi keuangan melalui ponsel.


Melihat berbagai macam manfaat yang disediakan E-money, pertumbuhan E-money pun kian berkembang di Indonesia. Selain kemudahaan dalam bertraksaksi, manfaat lain dari uang elektronik ini dapat mengurangi jumlah peredaran uang palsu. Selain itu biaya untuk pencetakan uang kertas dapat diminimalisir dengan adanya uang elektronik ini. Namun sayangnya, penggunaan E-money di Indonesia bisa dikatakan cukup terlambat dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, sehingga kita baru bisa merasakan manfaatnya akhir-akhir ini.
Selain manfaat diatas penggunaan uang elektronik ini juga masih menjadi masalah antara lain: penggunaan uang elektronik baru dinikmati oleh kalangan ekonomi menengah keatas, akan beredar kartu palsu, dan lain-lain.
Demikianlah akhir dari artikel ini yang telah kami (Kelompok 7) susun. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam tulisan kami, dan bersedia untuk menerima keritik dan saran dari teman-teman semua.
Kelompok 7:
1.    Chyntia Versy Claudia
2.    Dion Rizqi Utama
3.    Johanna Sindya
4.    Maulana Malik Ibrahim
Sumber:





EmoticonEmoticon