Ini merupakan tugas ke-tiga dari
Ilmu Sosial. Mengusung tema “Peranan Orang Tua Terhadap Anak.” Ada perihal
menarik yang ingin saya bahas. Yang ingin saya kupas adalah, saat ini, banyak
orang tua yang “memaksakan” anaknya untuk mempelajari sesuatu yang tidak
disukai sang anak tapi menurut sang orang tua itu baik bagi anaknya.
Dalam beberapa hal yang dasar dan fundamental, hal tersebut merupakan bagian dari edukasi yang perlu dilakukan. Seperti halnya mengajari anaknya berhitung, berbicara, dan lain sebagainya. Tapi terkadang ada orang tua yang mencekoki anak kecil dengan les tiap hari, mulai dari les berbagai jenis bahasa, les musik, dan les-les lainnya. Jika anak tersebut suka, tidak masalah. Tapi yang tidak baik adalah kalau ternyata anak itu tidak suka. Hal itu bisa mematikan potensi sesungguhnya dari sang anak karena tadi, tiap anak itu unik. Ada yang memang mahir di bidang matematika, ada yang memang suka bahasa, ada yang ingin mendalami seni, dan lain sebagainya.
Banyak orang yang hingga besar masih belum menemukan apa passionnya. Mungkin itu pun akibat orang tua yang ketika kecil tidak membiarkan potensi sang anak untuk berkembang. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk mencoba berbagai hal. Biarkan sang anak mencoba beraktifitas di suatu bidang, kalau dia tidak suka, biarkan dia memilih di bidang lain, dan seterusnya. Sehingga, ketika dewasa nanti, dia sudah mampu memetakan mana yang merupakan bidang yang ia minati dan mana yang ia tidak sukai. Hal yang harusnya orang tua tanamkan kepada anak-anaknya.
Salah besar jika orang tua harus memaksakkan kehendaknya sendiri yang tidak disukai anak. Anak bisa jadi pemberontak. Orang tua pebisnis, tidak harus sang anak menjadi pebisnis dikarenakan keberhasilan orang tuanya yang merupakan contoh nyata akan kesuksesan. Biarkan anak menjadi apa yang ia mau.
Jika sang anak tidak mampu menentukan passionnya, alangkah baik jika berbicara mengenai hal ini. Cari tau lah hobi sang anak, entah itu berhubungan dengan music, seni, atau mungkin komputer. Sebuah passion yang didasari hobi biasanya lebih nikmat untuk ditekuni.
Jika anak sudah menentukan passionnya, silahkan dukung sisi baik dari passion sang anak. Misal, anak ingin menjadi seorang seniman, maka orang tua seharusnya mendukung dan merekomendasikan anaknya ke sekolah seni.
Jangan sekali-kali menentang dengan kasar, mengatakan bahwa passion yang anak anda ikuti akan “Madesu”, alias “Masa depan suram.”, bicarakanlah baik-baik, carilah tau apa tujuan dan rencana anak anda kedepan, jangan langsung memaksanya untuk mundur.
Sekali lagi, memaksakan kehendak kepada anak tidak baik. Anak akan menjadi pemberontak nantinya.
Memasukkannya ke dalam tempat les merupakan sebuah dukungan yang lain, banyak keuntungan dari memasukkan anak anda kedalam tempat les sesuai passionnya. Selain mendapat teman dan lingkungan yang baru, sang anak akan lebih termotivasi untuk menekuni passionnya karena berada di dalam lingkungan dengan orang orang yang satu passion dengannya.
“Tiap anak itu unik dan memiliki potensinya sendiri-sendiri, peran orang tua adalah memastikan potensi dari anak bisa dikembangkan dan jangan sampai potensi tersebut malah terkubur”
Dalam beberapa hal yang dasar dan fundamental, hal tersebut merupakan bagian dari edukasi yang perlu dilakukan. Seperti halnya mengajari anaknya berhitung, berbicara, dan lain sebagainya. Tapi terkadang ada orang tua yang mencekoki anak kecil dengan les tiap hari, mulai dari les berbagai jenis bahasa, les musik, dan les-les lainnya. Jika anak tersebut suka, tidak masalah. Tapi yang tidak baik adalah kalau ternyata anak itu tidak suka. Hal itu bisa mematikan potensi sesungguhnya dari sang anak karena tadi, tiap anak itu unik. Ada yang memang mahir di bidang matematika, ada yang memang suka bahasa, ada yang ingin mendalami seni, dan lain sebagainya.
Banyak orang yang hingga besar masih belum menemukan apa passionnya. Mungkin itu pun akibat orang tua yang ketika kecil tidak membiarkan potensi sang anak untuk berkembang. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk mencoba berbagai hal. Biarkan sang anak mencoba beraktifitas di suatu bidang, kalau dia tidak suka, biarkan dia memilih di bidang lain, dan seterusnya. Sehingga, ketika dewasa nanti, dia sudah mampu memetakan mana yang merupakan bidang yang ia minati dan mana yang ia tidak sukai. Hal yang harusnya orang tua tanamkan kepada anak-anaknya.
Salah besar jika orang tua harus memaksakkan kehendaknya sendiri yang tidak disukai anak. Anak bisa jadi pemberontak. Orang tua pebisnis, tidak harus sang anak menjadi pebisnis dikarenakan keberhasilan orang tuanya yang merupakan contoh nyata akan kesuksesan. Biarkan anak menjadi apa yang ia mau.
Jika sang anak tidak mampu menentukan passionnya, alangkah baik jika berbicara mengenai hal ini. Cari tau lah hobi sang anak, entah itu berhubungan dengan music, seni, atau mungkin komputer. Sebuah passion yang didasari hobi biasanya lebih nikmat untuk ditekuni.
Jika anak sudah menentukan passionnya, silahkan dukung sisi baik dari passion sang anak. Misal, anak ingin menjadi seorang seniman, maka orang tua seharusnya mendukung dan merekomendasikan anaknya ke sekolah seni.
Jangan sekali-kali menentang dengan kasar, mengatakan bahwa passion yang anak anda ikuti akan “Madesu”, alias “Masa depan suram.”, bicarakanlah baik-baik, carilah tau apa tujuan dan rencana anak anda kedepan, jangan langsung memaksanya untuk mundur.
Sekali lagi, memaksakan kehendak kepada anak tidak baik. Anak akan menjadi pemberontak nantinya.
Memasukkannya ke dalam tempat les merupakan sebuah dukungan yang lain, banyak keuntungan dari memasukkan anak anda kedalam tempat les sesuai passionnya. Selain mendapat teman dan lingkungan yang baru, sang anak akan lebih termotivasi untuk menekuni passionnya karena berada di dalam lingkungan dengan orang orang yang satu passion dengannya.
“Tiap anak itu unik dan memiliki potensinya sendiri-sendiri, peran orang tua adalah memastikan potensi dari anak bisa dikembangkan dan jangan sampai potensi tersebut malah terkubur”
EmoticonEmoticon